foto: google
Selama ini masyarakat Indonesia dan dunia berlomba-lomba mecari solusi terbaik agar di masa tuanya kecantikan tetap bisa dirasakan. Banyak produk-produk yang ditawarkannya pun kurang memuaskan dan bahkan kebanyakan besar hasilnya pun nihil.
Terlebih lagi, kadang antara krim dengan kulit banyak yang tidak cocok. Ujung-ujungnya akan membawa dampak negatif bagi kulit itu sendiri seperti alergi sampai yang lebih parah, bengkak dan sebagainya.
Berangkat dari situlah para pakar anti penuaan/anti aging berusaha mencari solusi terbaik. Seperti halnya yang dilakukan Fany Himawan dan teman-temannya, seorang ilmuwan anti penuaan kulit salah satu produk anti-aging.
Fany mengatakan umumnya kerusakan kulit akibat penuaan seperti berkerut, flek hitam, atau lainnya tidak kasat mata jika dilihat secara langsung, tapi saat terkena sinar matahari semua kerusakan tersebut akan terlihat jelas.
Lantas ia melakukan percobaan atau tes terhadap Tahu yang diketahui tekstur Tahu dan kulit manusia tidak jauh beda. Permukaan Tahu mempunyai pori-pori yang bisa menyerap air, begitu juga dengan kulit manusia yang permukaannya juga mempunyai pori-pori yang bisa menyerap air.
Tes tersebut dilakukan Fany dengan kawan-kawannya, dengan melakukan ujicoba terhadap Tahu yang memiliki permukaan keras kemudian dicilupkan ke dalam 3 buah tempat air dimana salah satunya diberi formula anti-aging tersebut.
Dan hasilnya Tahu yang tadinya memiliki tekstur keras menjadi kenyal kembali. Hal ini membuktikan bahwa jika hal itu dicoba pada kulit manusia pun hasilnya kulit akan menjadi lebih kencang dan lembut.
Namun juga harus diketahui bawasannya kulit manusia satu sama lain berbeda, jadi hal ini juga sangat berpengaruh terhadap hasil daripada krim anti-aging itu sendiri. Takaran penggunaannya pun pasti akan berbeda pula satu sama lain.
Konsultasi kepada dokter adalah prioritas utama agar mengetahui apa saja hal yang diperlukan untuk perawatan terhadap kulit itu sendiri.
sumber: cnn
0 komentar:
Post a Comment