Pernah mendengar bahwa sering marah-marah akan cepat tua, atau bahkan keseringan marah akan menimbulkan kematian ? Hah, kok bisa seperti ? Se-ngeri itukah ? Terus bagaimana prosesnya kok bisa marah-marah sampai menimbulkan dampak kematian.
Seperti itulah yang dijabarkan oleh para peneliti dari Lowa State University yang menunjukan hasil bahwa 25 persen dari pria-pria yang sukanya marah-marah 1,57 kali lebih cepat terserang berbagai penyakit daripada pria yang tidak suka marah.
Penelitian yang dilakukan pada 1968 sampai tahun 2007 dan melibatkan sekitar 1300 orang ini menjelaskan bahwa kemarahan seseorang akan minumbalkan dampak fisiologi yang negatif pada tubuh yang salah satu efeknya akan tersumbatnya pembuluh darah arteri yang bisa menyebabkan serangan jantung.
Menurut Graham Price seorang psikolog asal London, kemarahan merupakan dampak stres yang bisa meningkatkan kadar kortisol dalam darah sehingga hal inilah yang akan berpotensi buruk bagi tubuh.
Jika kemarahan terus terjadi dan siklusnya berkepanjangan, maka seseorang akan berpotensi untuk terkena IBS (Irritable Bowel Syndrom) atau peningkatan risiko stroke, gejala serangan jantung, dan penyakit jantung lainnnya.
Pendapat psikoterapi Hilda Bruke mengemukakan bahwa sebenarnya perasaan marah bisa saja dihentikan dengan cara menarik napas panjang lalu menghembuskannya. Karena faktor utama dalam kemarahan seseorang adalah rasa stres, maka tubuh harus dibuat se-rileks mungkin.
Ada banyak hal yang bisa dilakukan agar terhidar rasa stres sendiri, seperti meluapkan semua uneg-uneg yang ada di otak semisal ditulis dalam secarik kertas, atau mungkin bisa juga menjalankan aktifitas kreatif dengan kegiatan yang lebih santai.
Mengasah hobi dalam diri seseorang juga salah satu kunci agar terhindar dari rasa stres sehingga menimbulkan efek kemarahan, serta bisa menjalani kegiatan positif lainnya.
Kalau sudah tahu bagaimana efek buruk daripada marah itu sendiri. Masihkah kita untuk tetap membiasakan diri untuk selalu marah dalam hal apapun, dalam hal sekecil apapun. Sekarang waktunya untuk merubah sikap kita dengan menjalani kegiatan positif agar terhindar dari hal buruk akibat dampak kemarahan.
kompas.com via NGI
0 komentar:
Post a Comment